Pandemi virus covid 19 belum mereda, aturan-aturan pemerintah masih mengekang bak mata rantai yang semakin ketat. Sedikit demi sedikit keadaan masyarakat sudah mulai bergerak. Pedagang mulai berani menggelar lapaknya, usaha dibidang kuliner sudah mulai mengiklankan produknya. Tempat-tempat keramaian sedikit terbuka pintunya untuk disinggahi, meski dengan aturan baru. Dengan suasana baru, bahkan dengan wajah yang baru.

Aturan-aturan dalam keadaan yang disebut New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru memang sudah resmi dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan dilaksanakan hingga pemerintah desa dan kelurahan. Suatu langkah yang sudah dirumuskan oleh para ahli dibidangnya, guna membantu pemerintah dalam menangani keadaan yang sulit. Pemerintah mempunyai tujuan yang besar dalam aturan-aturan yang mendadak dibuat, dan langsung diberlakukan secara menyeluruh kepada masyarakat luas.

Setiap kebijakan pasti mempunyai wajah tersendiri, ada yang melihatnya dengan gembira, bahkan ada yang baru mendengar namanya saja sudah berpaling. Dimasa pandemi ini, sudut pandang masyarakat selalu berubah-ubah, dan pemerintah harus menyikapinya dengan lapang dada. Aturan-aturan New Normal yang dirancang oleh pemerintah sudah sangat tepat, namun masyarakat juga belum sepenuhnya memahami tujuannya. Hal itu mungkin terjadi karena keadaan masyarakat yang saat ini masih belum stabil.banyak yang melaksanakan aturan dengan penuh kesadaran, namun juga masih terdapat yang belum, bahkan acuh.

Pemerintah Pusat telah mengijinkan tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, rumah ibadah, bahkan tempat wisata. Beberapa pusat keramaian tersebut disetujui beroprasi kembali namun tentunya menggunakan syarat pemerintah yaitu memenuhi protocol kesehatan Covid 19. Setiap tempat keramaian diwajibkan menerapkan aturan New Normal, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan sendiri kepada penanggungjawab tempat keramaian, pasalnya pemerintah terus memantau dengan ketat setiap tempat yang berpotensi menyebarkan virus Covid 19.

Dari beberapa tempat yang sudah diberikan lampu hijau oleh pemerintah pusat, hanya sektor pendidikan yang belum diijinkan. Dunia pendidikan masih belum mendapatkan restu dari pemerintah karena berbagai pertimbangan. Setelah menjalani program belajar dirumah selama pandemi, banyak masyarakat yang sudah merasakan dampaknya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan belajar online membuat siswa lebih aktif dalam menggunakan media serta lancar mengakses internet. Pengalaman siswa lebih banyak didapat dari internet yang mereka akses, dalam hal ini orang tua adalah sosok yang paling berperan.

Pelajaran-pelajaran diberikan secara online, membuat siswa terbiasa mengandalkan akses internet guna menyelesaikan persoalan tersebut. Hendaknya orang tua harus ikut aktif dalam proses tersebut, baik mendukung ketersediaan media, maupun aktif dalam mendampingi dalam belajar. Tanggung jawab orang tua harus lebih disiapkan dalam masa seperti ini, karena imbasnya akan sangat terlihat. Beberapa siswa yang bijak dalam menggunakan media, akan membawa dampak yang positif, namun sebaliknya jika siswa kurang bijak dalam menggunakan media dan orang tua tidak memantaunya, dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi semua.

Akses internet bak mata pisau yang sangat tajam. Jika siswa menggunakan dalam proses pembelajaran maka hasilnya akan memberikan ilmu yang bermanfaat. Namun jika tidak, hanya kan merugikan diri sendiri, sekolah, bahkan keluarga. Tidak ada salahnya orang tua lebih peduli dengan kegiatan siswa, terutama dalam penggunaan media internet, karena pada intinya semua orang tua menginginkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Tantangan terbesar dalam proses ini adalah tingkat kepedulian, baik dari orang tua maupun sekolah. Orang tua merupakan ujung tombak dalam perjalanan pembelajaran online siswa, berikan dukungan agar siswa lebih semangat dalam belajar. Berikan pesan pesan positif, agar siswa termotivasi menjadi lebih baik dimasa mendatang. Pantau setiap kegiatan siswa, pastikan kegiatan pembelajaran tetap terlaksana setiap hari meskipun durasinya berubah-ubah. Berikan kesempatan mereka untuk relaksasi setelah belajar, baik melalui media sosial maupun Game online. Tak perlu terlalu mengekang dengan larangan-larangan, cukup dengan kebijakan dalam pembagian waktu.

Selain orang tua, peran sekolah juga tak kalah penting. Sekolah dituntut melaksanakan pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi ini, dengan berbagai metode. Penggunaan metode daring atau online tentunya mudah bagi kalangan siswa yang terbiasa menggunakannya, namun akan menjadi masalah ketika siswa tidak terbiasa dan tidak bisa. Permasalahan mengenai ketersediaan media, ketersediaan jaringan, bahkan biaya yang ditimbulkan pasti menjadi serius. Tak jarang siswa mengeluh, bahkan tidak aktif dalam pembelajaran terkait alasan diatas. Hal tersebut menjadi catatan setiap satuan pendidikan disetiap wilayah.

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan sudah menyiapkan jalan guna mendukung program pembelajaran jarak jauh, yakni memberikan bantuan pulsa internet kepada siswa dan guru. Hal tersebut diharapkan dapat membantu kelancaran  kegiatan-kegiatan pembelajaran. Meskipun belum terlaksana sepenuhnya, tentunya kita patut mengapresiasi kebijakan tersebut. Dalam masa seperti ini, tentunya kita harus selalu mendukung semua pihak dalam hal kemajuan dan mendukung pembelajaran dari berbagai sisi. Semua pihak pasti menginginkan keadaan segera pulih, perekonomian berputar kembali, kesehatan menjadi prioritas, serta pembelajaran secara tatap muka seperti sedia kala. Namun hal tersebut bisa terwujud dengan dukungan semua pihak, dan saling menghormati. Langkah terbaik dan paling mudah yang bisa dilakukan yaitu dengan mengikuti anjuran pemerintah, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Selain itu, kita harus menguatkan imun, dengan menjaga kesehatan, makan makanan yang bergizi, serta beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

By admin